Kamis, 29 Desember 2011

Makalah tugas softskill Lintas Budaya





TUGAS PENYUSUNAN MAKALAH
SOFTSKILL


Penerapan Sistem Matrilineal dalam Adat Minangkabau di Tengah Moderenisasi


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Disusun Oleh :
3 PA 01
NO NAMA
MAHASISWA NPM TUGAS
1 Kartika Rachmada 10509511 Interviewer
2 M. Imron Muflikhin 15509070 observer
3 Nadia Alifazuhri M 10509502 Interviewer
4 Pungkas Anugrahutami 13509082 Editing
5 Resya Buari Dwi W 10509068 Compiler Proposal
6 Sefany Debtriane 14509894 Observer

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan salah satu tugas menyususn makalah sebagai pemenuhan mata kuliah yang bermuatan soft skill. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pengajar dan teman-teman yang telah memberikan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar di kemudian hari kami dapat memperbaiki lagi pada makalah yang berikut nya .Semoga apa yang berada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman serta menambah inspirasi juga pengetahuan.

Bab I
Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Situasi tersebut menciptakan sebuah kelompok, baik kelompok kecil ataupun besar. Dan sebagai makhluk sosial tersebut mereka berangkat dari berbagai macam kebudayaan dan hal itu pula yang menjadi ciri khas dari masyarakat masing-masing daerah tersebut. Disini penulis akan menyajikan sedikit tentang kebudayaan masyarakat Sumatra Barat dengan melihat Penerapan Sistem Matrilineal dalam Adat Minangkabau di Tengah Moderenisasi. Minangkabau atau lebih singkatnya Minang adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibukota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak (bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri).
Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki, serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam, sedangkan Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung, menyatakan bahwa Minangkabau adalah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kemudian penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur.
Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia. Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur'an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam.
Orang Minangkabau sangat menonjol di bidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Hampir separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan Surabaya. Di luar wilayah Indonesia, etnis Minang banyak terdapat di Negeri Sembilan, Malaysia dan Singapura. Masyarakat Minang memiliki masakan khas yang populer dengan sebutan masakan Padang, dan sangat digemari di Indonesia bahkan sampai mancanegara.



Bab II
Pembahasan

A. Etimologis Sumatra Barat
Peta yang menunjukan wilayah persebaran kelompok etnik Minangkabau di pulau Sumatera. Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar dengan diberikan pisau pada tanduknya. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau, yang berasal dari ucapan 'Manang kabau' (artinya menang kerbau). Kisah tambo ini juga dijumpai dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan juga menyebutkan bahwa kemenangan itu menjadikan negeri yang sebelumnya bernama Periaman (Pariaman) menggunakan nama tersebut. Selanjutnya penggunaan nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama tahun 1365 M, juga telah ada menyebutkan nama Minangkabwa sebagai salah satu dari negeri Melayu yang ditaklukannya. Sedangkan nama "Minang" (kerajaan Minanga) itu sendiri juga telah disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 Masehi dan berbahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang bertolak dari "Minānga" .... Beberapa ahli yang merujuk dari sumber prasasti itu menduga, kata baris ke-4 (...minānga) dan ke-5 (tāmvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi mināngatāmvan dan diterjemahkan dengan makna sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud diduga menunjuk kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan. Namun pendapat ini dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tāmvan" tidak ada hubungannya dengan "temu", karena kata temu dan muara juga dijumpai pada prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang lainnya. Oleh karena itu kata Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan Minang itu sendiri.

B. Adat Dan Budaya
Menurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Perpatih Nan Sebatang dan Datuk Ketumanggungan. Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang demokratis, sedangkan Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang aristokratis. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat.

1) . Matrilineal
Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande (se-ibu). Sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga.
Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar tersebut menjadikan perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah nan Gadang (pilar utama rumah).Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap aset ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih tetap memegang otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.
Matrilineal tetap dipertahankan masyarakat Minangkabau sampai sekarang walau hanya diajarkan secara turun temurun dan tidak ada sanksi adat yang diberikan kepada yang tidak menjalankan sistem kekerabatan tersebut. Pada setiap individu Minang misalnya, memiliki kecenderungan untuk menyerahkan harta pusaka yang seharusnya dibagi kepada setiap anak menurut hukum faraidh dalam Islam hanya kepada anak perempuannya. Anak perempuan itu nanti menyerahkan pula kepada anak perempuannya pula. Begitu seterusnya. Sehingga Tsuyoshi Kato dalam disertasinya menyebutkan bahwa sistem matrilineal akan semakin menguat dalam diri orang-orang Minangkabau walau mereka telah menetap di kota-kota di luar Minang sekalipun dan mulai mengenal sistem Patrilineal.

2). Bahasa
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu anak cabang bahasa Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu, ada yang menganggap bahasa yang dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya, sementara yang lain justru beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu serta ada juga yang menyebut bahasa Minangkabau merupakan bahasa proto-Melayu. Selain itu dalam masyarakat penutur bahasa Minang itu sendiri juga sudah terdapat berbagai macam dialek bergantung kepada daerahnya masing-masing.
Pengaruh bahasa lain yang diserap ke dalam Bahasa Minang umumnya dari Sanskerta, Arab, Tamil, dan Persia. Kemudian kosakata Sanskerta dan Tamil yang dijumpai pada beberapa prasasti di Minangkabau telah ditulis menggunakan bermacam aksara di antaranya Dewanagari, Pallawa, dan Kawi. Menguatnya Islam yang diterima secara luas juga mendorong masyarakatnya menggunakan Abjad Jawi dalam penulisan sebelum berganti dengan Alfabet Latin.

3). Kesenian
Sebuah pertunjukan kesenian talempong, salah satu alat musik pukul tradisional Minangkabau. Masyarakat Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian, seperti tari-tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan. Di antara tari-tarian tersebut misalnya tari pasambahan merupakan tarian yang dimainkan bermaksud sebagai ucapan selamat datang ataupun ungkapan rasa hormat kepada tamu istimewa yang baru saja sampai, selanjutnya tari piring merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat dari para penarinya sambil memegang piring pada telapak tangan masing-masing, yang diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang.
Silek atau Silat Minangkabau merupakan suatu seni bela diri tradisional khas suku ini yang sudah berkembang sejak lama. Selain itu, adapula tarian yang bercampur dengan silek yang disebut dengan randai. Randai biasa diiringi dengan nyanyian atau disebut juga dengan sijobang,dalam randai ini juga terdapat seni peran (acting) berdasarkan skenario. Di samping itu, Minangkabau juga menonjol dalam seni berkata-kata. Ada tiga genre seni berkata-kata, yaitu pasambahan (persembahan), indang, dan salawat dulang. Seni berkata-kata atau bersilat lidah, lebih mengedepankan kata sindiran, kiasan, ibarat, alegori, metafora, dan aphorisme. Dalam seni berkata-kata seseorang diajarkan untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri, tanpa menggunakan senjata dan kontak fisik.

Bab III
FENOMENA DI MASYARAKAT

A. Matrilineal
Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Kata ini seringkali disamakan dengan matriarkhat atau matriarkhi, meskipun pada dasarnya artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata, yaitu mater (bahasa Latin) yang berarti "ibu", dan linea (bahasa Latin) yang berarti "garis". Jadi, "matrilineal" berarti mengikuti "garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu". Sementara itu matriarkhat berasal dari dua kata yang lain, yaitu mater yang berarti "ibu" dan archein (bahasa Yunani) yang berarti "memerintah". Jadi, "matriarkhi" berarti "kekuasaan berada di tangan ibu atau pihak perempuan".
Suku, atau matriclan, ialah unit utama dari struktur sosial Minangkabau dan seseorang tidak dapat dipandang sebagai orang Minangkabau kalau dia tidak mempunyai suku. Suku sifatnya exogamis, kecuali bila tidak dapat diselusuri lagi hubungan keluarga antara dua buah suku yang senama tetapi terdapat di kampung yang berlainan. Oleh karena orang dari suku yang sama biasanya menempati lokasi yang sama, suku bisa berarti genealogis maupun territorial, sedangkan kampuang tanpa dikaitkan ke salah satu suku tertentu hanya mengandung arti territorial semata-mata.
Tiap suku minang biasanya terdiri dari beberapa paruik dan dikepalai oleh kapalo paruik atau tungganai. Paruik dapat dibagi lagi ke dalam jurai dan jurai terbagi pula ke dalam samande (artinya “satu ibu”). Cara pembagian suku di Minangkabau seperti demikian bisa berbeda dari satu daerah ke daerah yang lain. Jurai adalah istilah yang kabur yang mungkin menunjukkan persamaan consanguinealitas saja atau pertalian kelompok di bawah atau di atas tingkatan paruik. Samande, sebaliknya, sukar dipandang sebagai unit yang berdiri sendiri oleh karena dua atau tiga samande bisa sama mendiami rumah yang satu dan sama memiliki harta benda tidak bergerak lainnya; sedangkan segala hal-ihwal yang penting dalam lingkaran hidup (life cycle) tidak dapat diselesaikan oleh anggota-anggota dari samande yang sama (yang biasanya berpusat sekeliling seorang nenek) saja, tetapi harus disampaikan kepada paruik.
Anggota dari paruik yang sama biasanya memiliki harta bersama (harato pusako), seperti tanah bersama, termasuk sawah-ladang, rumah gadang dan pandam pekuburan bersama. Oleh karena ‘paruik’ berkembang, ia mungkin memecah diri menjadi dua paruik atau lebih, sekalipun masih dalam suku yang satu. Dan dengan berkembangnya suku ia mungkin pula terbagi ke dalam dua atau lebih suku baru yang bertalian.
Dalam sistem keturunan matrilineal/matriahat di Minangkabau ini, ayah bukanlah anggota dari garis keturunan anak-anaknya. Dia dipandang tamu dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga, yang tujuannya terutama untuk memberi keturunan. Dia disebut samando atau urang samando. Tempatnya yang sah adalah dalam garis keturunan ibunya di mana dia berfungsi sebagai anggota keluarga laki-laki dalam garis-keturunan itu. Secara tradisi, setidak-tidaknya, tanggung jawabnya berada di situ. Dia adalah wali dari garis-keturunannya dan pelindung atas harta benda garis keturunan itu sekalipun dia harus menahan dirinya dari menikmati hasil tanah kaumnya oleh karena dia tidak dapat menuntut bagian apa-apa untuk dirinya. Tidak pula dia diberi tempat di rumah orangtuanya (garis ibu/matrilineal) oleb karena semua bilik hanya diperuntukkan bagi anggota keluarga yang perempuan, yakni untuk menerima suami-suami mereka di malam hari. Posisi kaum laki-laki yang goyah ini yang memotivasi lelaki Minang untuk merantau.
Orang laki-laki biasanya mencari nafkah dengan cara pergi ke pasar menjadi pedagang, atau bekerja sebagai tukang kayu, tukang bajak di sawah, penjahit, pemilik kedai, pegawai kantor, dan sebagainya. Dia bekerja di sawah ladang milik garis-keturunannya atau milik garis-keturunan isterinya hanyalah sambil lalu, jika tidak ada yang lain yang akan dikerjakannya. Kalau dia memutuskan hendak mengolah tanah dari garis keturunan ibunya untuk mendapatkan sebagian hasilnya, dia biasanya berbuat begitu sebagai seorang penyedua (pekerja bagi hasil), di mana dia menerima hanya sebagian dari hasil, sedangkan bagian yang lain diperuntukkan kepada anggota garis-keturunan wanita yang sebenarnya menjadi pemilik dari tanah tersebut.
Perkawinan, oleh karena itu, tidaklah menciptakan keluarga inti (nuclear family) yang baru, sebab suami atau isteri masing-masingnya tetap menjadi anggota dari garis keturunan mereka masing-masing. Sebab itu pengertian tentang keluarga inti yang terdiri dari ibu, ayah dan anak-anak sebagai suatu unit tersendiri tidak terdapat dalam struktur sosial Minangkabau oleh karena dia selalu ternaung oleh sistem garis keturunan ibu yang lebih kuat. Sebagai akibatnya, anak-anak dihitung sebagai anggota garis keturunan ibu dan selalu lebih banyak melekatkan diri kepada sang ibu serta anggota-anggota lainnya dalam garis keturunan itu. Ikatan yang lemah terhadap si ayah ini bahkan lebih jelas terlihat apabila si lelaki berpoligami, di mana dia bergilir mengunjungi istrinya, dan lebih jarang bertemu dengan anak-anaknya. Ikatan itu tambah berkurang lagi bila perceraian terjadi, dalam keadaan mana dia jarang sekali bertemu dengan anak-anaknya.
Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande (se-ibu). Sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga.
Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar tersebut menjadikan perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah nan Gadang (pilar utama rumah).Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap aset ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih tetap memegang otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.

PEDOMAN WAWANCARA

I. Subjek
A. Identitas Subjek
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin :
Tempat Tanggal Lahir :
Usia :
Agama :
Anak ke : dari :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :


B. Daftar Pertanyaan
1) Apakah Anda mengetahui tentang budaya di tanah kelahiran Anda?
2) Apakah Anda mengetahui tentang budaya Matrilineal ?
3) Bagaimana Anda mempelajari tentang Budaya Ditanah Kelahiran Anda?
4) Mengapa Anda mempelajari tentang Budaya Matrilineal tersebut ?
5) Apakah yang Anda ketahui tentang julukan “Bundo Kanduang” untung perempuan keturunan Minang ?
6) Bagaimana Peran perempuan Minang dalam mengambil keputusan dalam keluarga?
7) Apakah Didalam Budaya Matrilineal, Aset ekonomi keluarga termaksud salah satu yang diserahkan kepada anak perempuan?
8) Bagaimana sistem tersebut diterapkan dijaman modern ini ?
9) Apakah keluarga Anda masih menganut Budaya Matrilineal ?
10) Bagaimana Sikap Anda sebagai Generasa muda terhadap BUdaya Matrilineal tersebut ?
11) Mengapa Anda masih menjalankan Budaya tersebut ?
12) Apakah kalian akan menerapkan budaya tersebut kepada keturunan kalian nantinya ?
13) Bagaimana pelajaran tentang budaya diterapakan dalam keluarga kalian?
14) Bagaimana seharusnya sikap pemuda di jaman ini dalam menyikapi budaya tanah kelahirannya, menurut kalian?


A. Tahap Pelaksanaan
1. Tahap Perjanjian : Interviewer telah menghubungi subjek dan meminta persetujuan untuk melakukan wawancara pada tanggal 2 Desember 2011. Dikarenakan kegiatan Subjek maka Subjek baru bisa menyanggupi wawancara pada tanggal 10 Desember 2011. Tempat pertemuan ditentukan satu hari sebelum tanggal pertemuan, Subjek meminta wawancara dilakuakn disalah satu pusat perbelanjaan di daerah depok. Tempat tersdebut dipilih subjek karena dekat dengan kampusnya dan aksesnya mudah.

2. Tahap Pelaksanaan : wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu 10 Desember 2011 pada pukul 19:00 disebuah Pusat perbelanjaan didaerah Depok. Wawancara berlangsung lancar selama 20 menit, Subjek sangat kooperatif saat menjawab juga Subjek memiliki pengetahuan yang luas sehingga pertanyaan yang diajukanpun cepat mendapatkan jawaban yang tepat dan memuaskan. Wawancara selesai pada pukul 19:30 menit.

3. Tahap Akhir : setelah selesai melakukan wawancara dengan subjek, rekaman wawancara segera dipindahkan kedalam file dan dibuat verbatim sebagai hasil wawancara subjek tersebut.


HASIL WAWANCARA (VERBATIM)

I. Identitas Subjek 1
Nama (inisial) : YEP
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : 15 Mei 1991
Usia : 20
Agama : Islam
Anak ke : dari : 1 dari 2 bersaudara
Suku bangsa : Minang Kabau – Sumatra Barat
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswi - Karyawati
Alamat : Tebet

II. Identitas Subjek 2
Nama (inisial) : DB
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat Tanggal Lahir : 27 Agustus 1991
Usia : 20
Agama : Islam
Anak ke : dari : 1 dari 2 bersaudara
Suku bangsa : Minang Kabau – Sumatra Barat
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa – Karyawan
Alamat : Bintaro






A. Hasil Wawancara Subjek

Interviewer : nama lengkap kamu siapa?
Interviewee 1 : yani ekomudya putrid
Interviewee2 : Dional Bagaskara
Interviewer : kan denger-denger asli dari padang ya?
Interviewee 1 : iya, asli banget
Interviewer : lahir disana?
Interviewee 1 : iya
Interviewer : boleh tau enggak, latar belakangnya dulu deh, berapa bersaudara dirumah?
Interviewee 1 : 2 (dua)
Interviewer : 2 (dua) bersaudara, adik atau kakak?
Interviewee 1 : adik
Interwiewer : adik ya, adiknya itu perempuan atau laki-laki?
Interviewee 1 : laki-laki
Interviewer : gini jadi mau nanya-nanya tentang budaya budayanya, mau tau aja anak-anak muda jaman sekarang masih tau enggak budayanya.
Interviewee 1 : budaya dari sana? Kalo diruang lingkup Sumatera barat sih pasti tau. Mmm, soalnyakan disetiap sekolah masih ada pelajarannya BAM, Bumi Alam Minangkabau.
Interviewer : aku pernah dapat informasi kalo disana itu budayanya Matrilineal ya? Jadi keturunannya diperempuan, itu tau?
Interviewee 1 : Iya tau, itu juga dipelajarin semua. Gini deh, contohnya kalo misalnya kawin ikutin sukunya ibu.
Interviewer : oh gitu, terus di adat Matrilineal perempuan dipadang dapat julukan Bundo Kanduang. Itu kenapa sih, artinya apa?
Interviewee 1 : mmm itu artinya ya Bundo Kanduang itu gini loh didalam sebuah, sama di Indonesia deh ibu kandung, karena di Minang Kabau itu Matrilineal jadi disuatu rumah itu jadi yang ditua’in, jadi dia jadi Bundo Kanduang, tapi bukan pemimpin sih sebenernya.
Interviewer : jadi kalo misalnya, itu katanya perempuan disana, perempuan paling berperan dalam mengambil keputusan , harus diputusinnya sama perempuan dibanding laki-laki
Interviewee 1 : iya bener
Interviewee 2 : karena kan kalau orang padang itu kan dia punya semboyan ya bukan semboyan sih tapi slogan, ‘Adat Basandi Syarak,Syarak Basandi Kitabullah’ , itu artinya itu adat merujuk dari agama dan agama berpanuta dari kitabnya Allah, Al-Qur’an. Nah di Al-Qur’an itu sendiri dibilang bahwa surga dibawah telapak kaki ibu, jadi alangkah sangat baiknya juga kalau kita mengambil keputusan itu dari keputusan seorang ibu
Interviewer : oh gitu, terus nih kalo dipadang itu katanya denger-denger cari-cari informasi kalau namanya aset ekonomi kayak harta pusaka gitu itu nanti diturunkannnya ke perempuan.
Interviewee 2 : iya
Interviewer : sampe sekarang masih enggak sih?
Interviewee 2 : Tergantung, kalau mereka yang sudah menerima modernisasi ya mereka udah mengikuti tren orang-orang sekarang ya kan apalagi dengan banyaknya kasus-kasus selebriti yang dimuat ke media kalo yang namanya harta bersama itu ada pembagiaannya sendiri - sendiri tapi kalo orang yang berpanutan pada adatnya orang padang ya dimana-mana tiap ada kematian ya harta itu udah otomatis dgn perempuan knp bisa kaya gitu karna kalo laki-laki itu mereka bisa bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, sedangkan perempuan lebih riskan untuk mencari nafkah diluaran sana
Interviewer : Hebat-hebat hebat hehe hebat-hebat. Jadi kalau dikeluarga nya masing – masing nih masih dipake enggak adat itu?
Interviewee 2 : saya masih
Interviewee 1 : masih masih dipake
Interbiewer : jadi kalo misalnya yang udah terpengaruh modernisasi udah jarang tapi kalo yang masih di adat itu masih dipake, kalo dipadang nya sendiri sana tuh kebanyakan masih di pake atau udah ikut modernisasi sih?
Interviewee 1 : kebanyakan, kalo lebih banyak sih masih 80% lah yang masih pake adat istiadat, paling 50% gitu
Interviewer : kalo sebagai kalian yang pemuda masa kini yang lahir dijaman sekarang ikut modernisasi masih nerima enggak sih adat itu atau dari diri sendiri masih ngikutin gitu atau ah udah ah enggak mau
Interviwee 1 : masih soalnya kan gimana ya, ya karna dari kita sih udah belajar juga jadi udah tau baik buruknya positif negatifnya ya lebih banyak positifnya sih jadi masih
Interviewer : oiya
Interviewee 2 : kalo mengenai harta pusaka itu sih ya kayanya harusnya sampe nanti kebelakangnya sih harusnya seperti itu, gitu karna apa yang tadi dibilang kalo laki-laki bisa tanggung jawab diri sendiri kalo perempuan kan susah
Interviewer : jadi kalo kalian masih nerima ya adatnya masih di ikutin, kalo ke keturunan gimana? Misalnya uidah nikah gitu
Interviewee 2 : aduh
Interviewee 1 : ya tapi tergantung nantinya gimana maksudnya gak mungkin juga nanti jodohnya satu apa, kalo dia sih udah pasti dijodohin sama orang padangkan, kalo aku sih pasti adatnya gitu
Interviewee 2 : kalo dari padang itu kan biasanya ngikutin perempuan kan, nah kalo perempuannya padang ya laki-laki padang ya mereka otomatis ikutin perempuannya itu adatnya
Interviewer : oh gitu
Interviewee 2 : go girsl! Hehehe
Interviewer : jadi disana girl power lah pokoknya ya, terus kalo dari keluarga sendiri yang paling diajarin dari adat itu yg paling ditekanin ke kalian itu apa sih?
Interviewee 1 : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Interviewer : Coba-coba ulang biar jelas
Interviewee 1 : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Interviewer : Artinya?
Interviewee 1 : jadi adatnya itu ada apaya ada aturannya yang aturannya itu mengacu pada kitab Al-Quran gitu
Interviewer : terkahir deh nih terakhir biar ga lama-lama, untuk kalian itu ke pemuda-pemuda yang sekarang mau kalian gimana sih mereka tuh harus ngikutin adat itu atau terserah mereka aja atau gimana pendapat kalian?
Interviewee 1 : mmm ya pasti eee teteplah kita harus tetep apa namanya melestarikan menghargai adat itu, adat yg ada dimana pun kita berada, ya Cuma kita enggak menutup diri dari dunia luar tetep ada modernisasi tapi nilai-nilai budayanya enggak sampe hilang lah gitu
Interviewer : okeey, wah aku seneng ngbrol sama semuanya dapet ilmu baru ketemu orang-orang yangg masih ngembangin budayanya
Interviewee 1 : Lebay hehe
Interviewer : Ketemu sama orang yang hebat, makasi udah bantuin ya makasii.
Intervewee 1 dan Interviewee2 : Okeeyy (bersamaan)


KESIMPULAN

Ditengah masa moderenisasi ini budaya dari tanah kelahiran sering kali dilupakanb oleh generasi – generasi masa kini, terutama remaja – remaja. Sering kali budaya asli mereka yang seharusnya dilestarikan mal;ah dianggap kuno dan tidak modern sehingga mereka tidak mau bahkan untuk sekedar mengenalnya. Diantara banyaknya Budaya Indonesia yang hampir Mati, masih ada satu budaya dari Tanah Minang Kabau yang masih mengakar dan terpatri dijiwa setiap masyarakatnya, termaksud Generasi Muda.
Matrilineal adalah Budaya dari tanah Minang yang masih terjaga sampai saat ini, ditegeah maraknya demam moderenisasi dan masuknya budaya Patrelinial, budaya Matrilineal yang mengagungkan kaum Wanita ini masih dijaga kelesatriannya oleh keturunan – keturunan Minang.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Budaya Matrilineal masih sangat terjaga kelestariannya, dan bahwa para keturunan suku minang menerima dengan baik budaya ini dan menganggapnya sebagai budaya yang positif dan banyak memebrikan manfaat. Subjek DB sebagai seorang Putra Minang, memandang Budaya Matrilineal adalah budaya yang positif walaupun dikeluarganya yang menerapkan budaya ini mengedepankan kaum perempuan, sebagai Pria DB merasa itu bukan hal yang harus diubah karena memang seharusnya Perempuan dijaga dan dimuliakan.
Sebagai generasi muda yang hidup ditengah gemerlapnya moderenisasi kedua Subjek menunjukan sikap yang sangat Pro terhadap Budaya tanah kelahiran mereka, bahkan mereka berencana untuk tetap menanamkan pesan luhur budaya tersebut kepada keturunan mereka nantinya. Mereka juga mengajak generasi muda lainnya untuk sellau melestarikan Budaya kita yang sangat beragam ini dan berpendapat bahwa seharusnya kaum muda bisa memandang Budaya tersebut dari sisi yang positif.

Lampiran

Lampiran : Foto Observasi

Tempat : Anjungan Sumatera Barat – Taman Mini Indonesia Indah


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2000.http://www.pelaminanminang.com/adat-minangkabau/matrilineal.html
Anonim.2000.Matrilineal - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anonim.2000.id.wikipedia.org/wiki/Matrilineal

Jumat, 09 Desember 2011

laporan perkembangan tugas softskill






Nama : Stefany Debtriane
Kelas : 3 PA 01
NPM : 14509894
Tema : Budaya Matrilineal pada suku Minangkabau
Judul : Penerapan budaya matrilineal dalam suku minangkabau pada masa moderenisasi
Subjek :Seorang mahasiswa keturunan Minangkabau yang sedang berkuliah di Jakarta
Tugas dalam Kelompok : Saya bertugas melakukan kunjungan anjungan Sumatra Barat
Tujuan pemilihan tema : tema tentang sistem matrilineal ini diambil untuk mengetahui bagaimana perapan sistem tersebut pada masa kini yang telah banyak terpengaruh budaya modern.
Perkembangan Tugas : Materi – materi untuk penyusunan tugas telah lengkap, saya telah melakukan kunjungan ke salah satu anjungan di TMII, berikut saya sertakan pula dokumentasi saya ketika berada di anjungan tersebut.terimakasih

Selasa, 04 Oktober 2011

PERKEMBANGAN BAHASA

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Hampir Sebagian besar warga Indonesia menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing atau daerah.
Sejarah tumbuh dan berkembangnya Bahasa Indonesia tidak lepas dari Bahasa Melayu.
Dimana Bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya digunakan di Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari kerjaan di indonesia yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Melayu. Dan pasa saat itu Bahasa Melayu telah Berfungsi Sebagai :
1. Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan satra
2. Bahasa Perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
3. Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di indonesia mapupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.
Jadi jelaslah bahwa bahasa indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Menjadi bahasa nasional dan bahasa Negara Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36). Secara resminya pada tanggal 18 Agustus 1945
Berfungsi sebagai :
1. Lambang kebangsaan
2. Lambang identitas nasional
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya
4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.
Dan juga sebagai bahasa resmi Kenegaraan :)

Kamis, 31 Maret 2011

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT TEORI PSIKOANALISA DAN BEHAVIORISTIK

STRUKTUR KPRIBADIAN FREUD

Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan. Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego.
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan
superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana
sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”. Ego adalah bagian
kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar
untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongandorongan
id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari
kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah-benar,
boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai
sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk
mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut
terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada,
dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan
oleh energi psikis yang menggerakkan.
Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari
kepribadian total mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan
mekanisme tersendiri, namun semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya,
sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan
komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instink-instink lainnya mencerminkan
tujuan sejati kehidupan organisme individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam
kemitraan struktur kepribadian manusia.
Cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah: (1) apabila
rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak
primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengumbar impuls-impuls primitifnya, (2)
apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya
bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan (3) apabila rasa super
ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada
hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang
irrasional.
Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur kepribadian manusia tersebut adalah:
Pertama, Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu
dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis
dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan
dengan selalu memaksakan kehendaknya. Aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer.





STRUKTUR KEPRIBADIAN SKINNER
Skinner bukan hanya ingin tahu bagaimana terjadinya perilaku tetapi juga ingin memanipulasinya. Skinner memandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden tertentu dan menganggap kemampuan memanipulasi kehidupan dan tingkah laku manusia. Keberhasilan mengontrol kejadian atau tingkah laku manusia merupakan bukti kebenaran suatu teori. Skinner memahami dan mengontrol tingkah laku menggunakan teknik analisis fungsional tingkah laku (Functional analysis of behavior) yaitu suatu analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti stimuli atau kondisi tertentu
Strukutur kepribadian atau klasifikasi pokok menurut Skinner ada 2 yaitu reflex responden dan reflex operant.). Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung atau perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak jelas tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri (dilakukan tanpa adanya stimulus penyebab). Contohnya, seekor tikus lari keluar dari labirin atau seseorang yang keluar dari pintu. Respondent adalah sesuatu yang dimunculkan, dimana organisme menghasilkan sebuah responden sebagai hasil langsung dari stimulus spesifik atau perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas (responden dibangkitkan oleh stimulus yang diketahui). Contohnya, seekor anjing yang mengeluarkan air liur ketika melihat dan mencium bau makanan atau seseorang yang mengedip ketika udara ditiupkan ke matanya.

dinamika kepribadian
1.classical conditioning, kondisioning responden karena tingkah laku yang dipelajari menggunakan hubungan stimulus respon yang bersifat refleks bawaan.
2.operant conditioning, respon yang ada karena organismenya sendiri yang melakukan dan ada konsekuensinya.
3.reinforcement, positif reinforcement dan negatif reinforcement

perkembangan kepribadian
Teori Skinner adalah tentang perubahan tingkah laku, belajar, dan modifikasi tingkah laku. Skinner yakin bahwa pemahaman tentang kepribadian akan tumbuh dari perkembangan tingkah laku manusia dalam interaksinya yang terus menerus dengan lingkungannya.Skinner tidak melihat alasan untuk membagi proses perkembangan ke dalam beberapa tahap. Ia juga tidak memberikan importansi khusus pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Skinner memandang pengaruh eksternal lebih dominan dalam membentuk tingkah laku.
1.Penghapusan
Penghapusan atau extinction terjadi ketika kita mencabut penguat dari suatu pengkondisian operan. Penghapusan (extinction) adalah berkurangnya kecenderungan untuk merespon yang terjadi apabila perkuatan yang mengikuti respon tersebut tidak ada lagi.
2.Stimulus Penghukum (punishing stimulus)
Adalah stimulus aversif yang bila terjadi sesudah berlangsungnya sebuah respon operan akan mengurangi kemungkinan terjadinya respon tersebut di masa mendatang.ada 2 macam : positif dan negatif punishment
3.Schedule of Reinforcement
macamnya : Continuous Reinforcement (Penguatan Berkelanjutan),Fixed Interval (Interval Tetap),Fixed Ratio (Perbandingan Tetap),Variable Interval (Interval Berubah),Variable Ratio (Perbandingan Berubah).
4.Generalisasi dan diskriminasi
Generalisasi Stimulus (Stimulus Generalization) adalah proses timbulnya respon dari stimulus yang mirip dengan stimulus yang mestinya menimbulkan respon itu. Sedangkan diskriminasi stimulus (Stimulus Discrimination) adalah kemampuan untuk membedakan stimulus, sehingga stimulus itu tidak diberi respon, walaupun mirip dengan stimulus yang diberi penguat.

SEJARAH KESEHATAN MENTAL

Setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah Yunani tentang mens sana in confore sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.
Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya di bidang kesehatan mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya, berikut dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan mental.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

sumber:
 Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989
 Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental…
 Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.
 Moeljono Notosoedirdjo, Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, hal. 14.

KONSEP SEHAT

Manusia yang sehat mental adalah manusia yang mampu menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia dapat menguasai kekalutan mental sebagai akibat daritekanan-tekanan perasaan.
•Manusia yang sehat adalah yang memiliki harapan hidup optimis.
•Manusia yang sehat mental adalah manusia yang mampu memamfaatkan segala potensi, kapasitas, kreativitas, energy dan dorongan dalam diri.
•Efesiensi mental: Menggunakan kapasitas-kapasitas untuk mencapai tujuan hidup sebaik mungkin.
•Manusia sehat mental adalah manusia yang memamfaatkan kapasitas-kapasitas secara efektif.

Sehat menurut WHO adalah keadaan sempurna baik fisik,mental,soial bukan hanya bebas dari penyakit cacat dan kelemahan,

Kesehatan social adalah suatu kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat dilingkungannya.
Pepkin’s: Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Sesuai dengan pengertian sehat di atas dapat di simpulkan bahwa kesehatan terdiri dari 3 dimensi yaitu fisik, psikis dan social yang dapat diartikan secara lebih positif, dengan kata lain bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-luasnya kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau mengartikan sehat.
Meskipun terdapat banyak pengertian/definisi, konsep sehat adalah tidak standart atau baku serta tidak dapat diterima secara mutlak dan umum. Apa yang dianggap normal oleh seseorang masih mungkin dinilai abnormal oleh orang lain, masing-masing orang/kelompok/masyarakat memiliki patokan tersendiri dalam mengartikan sehat. Banyak orang hidup sehat walau status ekonominya kekurangan, tinggal ditempat yang kumuh dan bising, mereka tidak mengeluh adanya gangguan walau setelah ditimbang berat badanya dibawah normal. Penjelasan ini menunjukan bahwa konsep sehat bersifat relatif yang bervariasi sangat luas antara sesama orang walau dalam satu ruang/wilayah.

Kamis, 20 Januari 2011

- makalah tentang balita - pertumbuhan dan perkembangan anak

- makalah tentang balita -

pertumbuhan dan perkembangan anak

oleh : stefany debtriane

2PA01

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Bab I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bab II ISI

1.1 Si Kecil Tumbuh Sehat dan Cerdas secara Psikis

1.2 Perkembangan Psikis Si Kecil (1-3 Tahun)

1.3 Merangsang Kecerdasan Anak

1.4 Meningkatkan Kemampuan Psikis Anak

1.5 Acuan Dalam Meningkatkan Kemampuan Psikis Anak

1.6 Makanan VS Kecerdasan Anak

1.7 Makanan VS Kecerdasan Anak

1.8 Memahami Perkembangan Otak

1.9 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua

1.10 Memahami Kemampuan Kognitif Si Kecil

Bab III PENUTUP

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

mengenali Perkembangan Anak

Perkembangan KOGNITIF ANAK
Menurut PIAGET perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak.
Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).

2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.
Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.

3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.

4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.


Perkembangan PSYCHO-SOSIAL
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust ><>
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.

2. Otonomi/Mandiri ><>
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya.
Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya.
Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya

3. Inisiatif ><>
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.

4. Industri/Rajin ><>
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.

Bab II

ISI

1.1 Si Kecil Tumbuh Sehat dan Cerdas secara Psikis

Tumbuh sehat dan cerdas seoptimal mungkin dalam rangka menyiapkan batita tangguh, merupakan tugas yang tidak kecil. Selain kesehatan harus dimonitor penuh, biak asupan gizi maupun kelengkapan vaksinasi, kecerdasannya baik cerdas kognitif (IQ) maupun cerdas emosional (EQ) juga harus diperhatikan.

Tiga tahun pertama dalam kehidupan anak, merupakan masa paling rawan. Sebab perkembangan aktivitas anak sangat besar, sementara perkembangan IQ dan EQ pun mulai tampak jelas.

Banyak orang tua merasa bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tergantung pada gen atau bibitnya. Namun pada kenyataannya, banyak pengaruh positif yang dapat mengoptimalkan tumbuh-kembang anak, bila orang tua mau terlibat penuh dalam proses tumbuh-kembang si kecil.

Tanda-tanda Mental, Psikis dan Intelegensia Anak Sehat
Tumbuh kembang anak dapat dilihat dari berbagai aspek. Fisik, psikis dan intelegensia. Bila kebutuhan anak untuk tumbuh-kembang secara optimal terpenuhi, maka pada usia antara 1-3 tahun, ia akan menunjukkan perkembangan-perkembangan yang sangat menakjubkan.

Selepas usia 1 tahun, si kecil tampak lebih antusias untuk belajar berjalan. Saat ini konsentrasinya hanya berpusat pada tujuan yang hendak dicapainya. Begitu keahlian berjalan dikuasainya, maka perkembangan selanjutnya menjadi sangat bervariasi.

1.2 Perkembangan Psikis Si Kecil (1-3 Tahun)

Usia 12-18 bulan:

  • Ia kini bukan hanya sekedar berjalan, tetapi bergerak ke sana-ke mari dalam upaya menyalurkan minatnya mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah.
  • Minta dibantu untuk naik-turun tangga atau memanjat, membuka-tutup lemari, tempat sampah, laci, rak buku, tas sekaligus mengaduk-aduk isinya. Ia juga tampak ahli membongkar barang-barang yang masih dalam kemasan.
  • Perbendaharaan katanya pun semakin banyak.
  • Ia gemar meniru dan lebih mengenal serta tambah responsif terhadap orang lain, terutama anggota keluarga.
  • Mampu memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.

Usia 18-24 bulan:

  • Urusan naik-turun tangga semakin dikuasainya, kini ia tak butuh bantuan siapapun.
  • Ia pun sudah ahli menunjuk mata dan hidungnya tau anggota tubuh lainnya.
  • Antusias untuk makan sendiri, gemar mencoret-coret, dan penuh minat pada apa yang dikerjakan orang-orang yang lebih besar.
  • Secara bertahap ia pun mulai ingin dekat-dekat atau ikut bermain dengan anak lain.

Usia 2-3 tahun:

  • Ia mulai belajar meloncat, pertama dengan dua kaki kemudian dengan satu kaki.
  • Urusan memanjat semakin lihai dan semakin tinggi tempat yang dicapainya.
  • Ia juga sudah pandai menyusun kalimat, sudah mengerti bila diajak ‘ngobrol’, sudah penuh minat mendengarkan cerita dan coret-coretnya kini lebih memiliki bentuk. Bahkan membuat lingkaran pun ia sudah mampu.
  • Bermain dengan anak lain, sekarang menjadi keinginan yang sulit dibendung.

1.3 Merangsang Kecerdasan Anak

Peran Anda sebagai orang tua dalam mengembangkan fungsi otak anak tidak hanya pada masa janin, tetapi sampai masa kanak-kanak. Sebab, orangtua adalah guru pertama dan utama bagi otak anak. Apa saja yang dapat Anda lakukan agar kecerdasan anak terangsang untuk berkembang secara optimal?

Berdasarkan penelitian para ahli, kecepatan pertumbuhan otak manusia mencapai puncaknya dua kali, yaitu pada masa janin di usia kehamilan minggu ke 15 sampai 20, dan pada usia kehamilan minggu ke 30 sampai bayi berusia 18 bulan.

Dua masa di atas merupakan saat paling penting bagi orang tua untuk berperan aktif dalam merangsang kecerdasan otak. Sebab rangsangan yang diberikan pada usia ini dapat mengubah ukuran maupun fungsi kimiawi dari otak. Karena itu selain asupan gizinya harus diperhatikan, kesempatan seluas mungkin untuk melakukan eksplorasi dengan memegang, melempar, mendorong, menarik dan bereksperimen, harus Anda berikan.

Apa saja yang dapat dilakukan orang tua?

1. Jangan meletakkan anak dalam boks terus menerus. 2. Pilihlah anak mainan edukatif sesuai perkembangan usianya. 3. Bila udara cerah bawa ia bermain di halaman atau di taman dekat rumah dan biarkan ia bebas bermain. 4. Ajak pula sesekali ke toko. 5. Minta anak melakukan tugas yang sederhana dan berilah pujian setelahnya. 6. Tetap bacakan buku cerita yang lama maupun yang baru.Jalan-jalan sekaligus mengasah otak:

  • Naik kereta api
  • Main ke pantai atau taman
  • Mengunjungi kebun binatang

1.4 Meningkatkan Kemampuan Psikis Anak

Daerah otak merupakan daerah paling penting yang harus selalu dilindungi dari cedera maupun penyakit-penyakit tertentu yang menyerangnya. Apa yang harus dilakukan? Perlindungan apa yang dapat Ibu berikan?

Awas! Lindungi otak anak:

1. Hindarkan dari penyakit campak. Meskipun terlihat ringan, penyakit ini dapat menjadi penyebab utama kesulitan belajar anak, kelainan kepribadian dan tingkah laku bahkan keterbelakangan mental.

2. Jaga kesehatan anak secara rutin dan berikan vaksinasi yang perlu.

3. Cegah terjadinya kecelakaan yang bisa melukai otak anak. Naik-turun tangga, naik-naik ke meja, bepergian dengan kendaraan tanpa melakukan pengamanan terhadap si kecil, dll.

4. Lindungi anak dari racun yang merusak otak. Misalnya timah, yang sering terdapat dalam cat dinding, mainan, koran, alat rumah tangga, pensil, dllSiapkah si kecil bersosialisasi?
Bagi batita, minat untuk menjalin hubungan dengan orang lain baru muncul menjelang usia ke 24 bulan dan proses awal ini akan terus berkembang nyaris seumur hidupnya.

Namun interaksi sosial ini bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan bimbingan penuh dan kesempatan yang banyak dari orangtua, agar segalanya berjalan mulus.

Tumbuhkan kemampuan berteman
Kemampuan anak dalam berhubungan dengan teman sebaya pada usia dini merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan bergaul anak di usia berikutnya. Padahal pada usia dini anak belum mempunyai cukup empati terhadap temannya untuk bisa bermain bersama-sama. Bagi mereka, satu-satunya orang yang patut dipedulikan adalah dirinya sendiri.

Karena itu orang tua dapat membantu agar anak yang ‘antisosial’ ini dalam perkembangannya lebih lanjut, akan mampu berbagi dan bekerja sama, peka terhadap perasaan orang lain dan dapat menyelesaikan konflik tanpa bertindak agresif.

1.5 Acuan Dalam Meningkatkan Kemampuan Psikis Anak

Acuan bantuan orang tua berikut ini bisa dimanfaatkan:

  • Fokuskan perhatian pada harga dirinya. Ia perlu bangga pada dirinya sendiri sebelum mampu bergaul dengan anak lain.
  • Mulailah dengan berteman dengan anggota keluarga. Bila ia dapat berhubungan baik dengan adik-kakaknya, ia cenderung akan mudah menjalin pertemanan di luar keluarga.
  • Mulailah dengan satu teman. Sediakan cukup mainan, termasuk beberapa mainan yang dobel agar mereka bisa bermain dengan lebih asyik.
  • Mulailah satu jam saja. Hal ini untuk menghindari kejenuhan anak dan agar anak tidak terlalu lelah bermain.
  • Bila berkelompok, biarkan ia berinisiatif sendiri untuk bergabung. Awalnya ia mungkin hanya mengamati, lalu ikut bereaksi dan akhirnya terlibat dalam aktivitas interaksi.
  • Ajak bermain kooperatif. Permainan yang menuntut kebersamaan, seperti main bola, kejar-kejaran, sangat mendukung agar anak segera melakukan interaksi sosial.
  • Selalu dalam pengawasan. Untuk menjaga hal yang tidak-tidak, sebaiknya jangan tinggalkan si kecil dengan temannya. Sebab bila terjadi konflik, Anda harus segera melerainya tanpa pilih kasih.
  • Jaga perasaan anak. Bila anak sulit untuk berteman, jangan memarahinya, membentak, mengkritik bahkan memukulnya. Tetapi hiburlah ia agar segala kendala yang dirasakannya, hilang.
  • Latih sebanyak mungkin. Bila ia lebih sering bertemu teman sebaya, di lingkungan keluarga, tempat tinggal maupun di taman bermain, maka ia akan lebih terlatih sehingga lebih mudah untuk bergaul.
  • Beri waktu. Memaksa anak batita agar cepat bersosialisasi, justru akan memberi efek negatif. Ia akan merasa ada penolakan dari Anda dan akibatnya ia akan semakin melekat pada Anda. Biarkan ia menyadari bahwa bermain dengan teman sebaya lebih asyik daripada main sendiri atau bermain dengan ibu.

Sebaiknya Anda Tahu…
Bahayakah teman imajiner?
Pada usia 2-3 tahun, beberapa anak terlibat dengan teman imajiner. Hal ini biasanya terjadi karena anak di usia tersebut merasa bahwa teman sebaya tidak menyenangkan karena sering merebut mainannya, sementara teman di rumah (ibu dan kakak) terlalu sering melarang ini-itu.

Menurut para ahli jiwa, teman demikian wajar saja karena akan hilang sendiri ketika usia anak bertambah. Bahkan dampak positif karena punya teman imajiner ini sangat baik untuk perkembangan anak. Anak jadi mudah berteman secara nyata, kaya akan kosa kata karena sering ‘ngobrol’ sendiri, kreatif, mandiri dan mudah bekerjasama.

1.6 Makanan VS Kecerdasan Anak

Makanan anak harus bergizi, mungkin semua orang tua sudah paham. Berbagai kegunaan vitamin juga sudah banyak diketahui. Namun banyak orang tua yang masih menganggap bahwa anak sehat bila fisiknya terlihat sehat. Mengaitkan masalah tumbuh-kembang anak dengan fisiknya saja terjadi karena urusan kecerdasan anak masih dianggap bawaan dari lahir. Tergantung bibitnya!

Anggapan itu ada benarnya dan ada pula tidak benarnya. Gen, atau faktor keturunan mungkin sedikit banyak punya andil, tetapi dari hasil penelitian para ahli kecerdasan anak itu juga sangat tergantung pada pertumbuhan otaknya.

Pertumbuhan otak sendiri sangat peka terhadap berbagai gangguan. Setiap gangguan seperti kekurangan nutrisi, kekurangan zat asam, cidera, infeksi dan gangguan lain, dapat menghambat aspek pertumbuhan otak, yang akhirnya mempengaruhi kondisi si kecil, kesehatan maupun kecerdasannya.

Dari jumlah nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh-kembang si kecil, ada beberapa nutrisi yang berkaitan erat dengan tumbuh-kembang otak. Di antaranya adalah asam lemak esensial yang banyak terkandung dalam ikan laut (omega-3 dan omega-6), yang penting untuk koordinasi gerak dan daya ingat anak, lalu vitamin A yang dapat memperlancar fungsi otak, vitamin B-12 yang diperlukan untuk pertumbuhan sarung saraf sel otak bayi yang berfungsi sebagai bahan penghantar rangsang (impuls), serta Zn (seng) untuk melancarkan pertambahan sel otak.

Berdasarkan hasil penelitian terakhir para ahli diketahui bahwa dari Omega-3 ada bagian yang disebut DHA (Docosahexaenoic Acid) yang berperan cukup besar pada pertumbuhan otak yaitu untuk pembentukan dan fungsi sel otak, sekaligus untuk perkembangan retina/penglihatan.

Seperti yang telah disinggung di atas bahwa sumber DHA (Omega-3) adalah ikan laut, maka untuk kecerdasan si kecil menu ikan laut sedapat mungkin harus ada dalam makanannya. Bila ada kendala untuk melakukannya, Anda harus segera mencari alternatifnya. Antara lain, Anda dapat memilih makanan untuk anak yang dikemas sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak dan dilengkapi dengan DHA.

1.7 Makanan VS Kecerdasan Anak

Makanan anak harus bergizi, mungkin semua orang tua sudah paham. Berbagai kegunaan vitamin juga sudah banyak diketahui. Namun banyak orang tua yang masih menganggap bahwa anak sehat bila fisiknya terlihat sehat. Mengaitkan masalah tumbuh-kembang anak dengan fisiknya saja terjadi karena urusan kecerdasan anak masih dianggap bawaan dari lahir. Tergantung bibitnya!

Anggapan itu ada benarnya dan ada pula tidak benarnya. Gen, atau faktor keturunan mungkin sedikit banyak punya andil, tetapi dari hasil penelitian para ahli kecerdasan anak itu juga sangat tergantung pada pertumbuhan otaknya.

Pertumbuhan otak sendiri sangat peka terhadap berbagai gangguan. Setiap gangguan seperti kekurangan nutrisi, kekurangan zat asam, cidera, infeksi dan gangguan lain, dapat menghambat aspek pertumbuhan otak, yang akhirnya mempengaruhi kondisi si kecil, kesehatan maupun kecerdasannya.

Dari jumlah nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh-kembang si kecil, ada beberapa nutrisi yang berkaitan erat dengan tumbuh-kembang otak. Di antaranya adalah asam lemak esensial yang banyak terkandung dalam ikan laut (omega-3 dan omega-6), yang penting untuk koordinasi gerak dan daya ingat anak, lalu vitamin A yang dapat memperlancar fungsi otak, vitamin B-12 yang diperlukan untuk pertumbuhan sarung saraf sel otak bayi yang berfungsi sebagai bahan penghantar rangsang (impuls), serta Zn (seng) untuk melancarkan pertambahan sel otak.

Berdasarkan hasil penelitian terakhir para ahli diketahui bahwa dari Omega-3 ada bagian yang disebut DHA (Docosahexaenoic Acid) yang berperan cukup besar pada pertumbuhan otak yaitu untuk pembentukan dan fungsi sel otak, sekaligus untuk perkembangan retina/penglihatan.

Seperti yang telah disinggung di atas bahwa sumber DHA (Omega-3) adalah ikan laut, maka untuk kecerdasan si kecil menu ikan laut sedapat mungkin harus ada dalam makanannya. Bila ada kendala untuk melakukannya, Anda harus segera mencari alternatifnya. Antara lain, Anda dapat memilih makanan untuk anak yang dikemas sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak dan dilengkapi dengan DHA.

1.8 Memahami Perkembangan Otak

Sesungguhnya, sistim saraf pusat atau otak manusia paling awal dibentuk pada akhir minggu kedua kehamilan sampai minggu keenam. Pada minggu ke delapan, di dalam rahim telah terjadi proses pertumbuhan yang menakjubkan. Pada janin yang panjangnya baru sekitar 10 sentimeter telah terbentuk anggota tubuh janin, sementara pada otaknya yang sekilas tampak kosong, ada satu sel saraf dalam otak kecil yang sedang berkembang.

Setiap menit sekitar 100.000 sel saraf otak bertambah, sehingga pada saat lahir jumlah sel mencapai 100 milyar. Sel saraf otak ini akan terus berkembang, sehingga pada usia 5 tahun, ukuran otak anak telah mendekati ukuran otak orang dewasa, kira-kira 90%. Nutrisi yang tepat selama kehamilan dan selama 5 tahun usia anak, sangat berperan dalam hasil perkembangan otak. Sementara hasil perkembangan otak sangat mendukung hasil belajar, seperti aktivitas kognitif dan motorik, pemecahan masalah dan bahasa.

Tahukah Anda…
Otak manusia terdiri dari dua belahan kiri dan kanan, dengan fungsi yang berbeda.

Fungsi otak kiri

Fungsi otak kanan

Mekanisme tangan kiri

Mekanisme tangan kanan

Bicara

Fantasi

Bahasa

Kreativitas

Menulis

Musik

Logika

Seni

Ilmiah

Matematika

1.9 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua


Ada kalanya para ibu ingin sedini mungkin anak mempunyai kemampuan yang melebihi usianya agar tampak hebat dibandingkan dengan anak sebayanya. Hal ini sah-sah saja, selama anak dirangsang kecerdasannya dengan memperhatikan
lima aspek berikut ini:

1. Hampir seluruh waktu anak dipakai untuk tidur dan bermain. Maka bila Anda ingin mengajarkan sesuatu padanya, jadikanlah kegiatan belajar tersebut sebagai bagian dari kegiatan bermain.

2. Setiap anak di usia ini memiliki dorongan eksplorasi (menyelidiki), memeriksa, mencoba, mencari hal-hal baru, belajar menggunakan alat-alat inderanya dan memuaskan rasa ingin tahunya, yang sangat besar. Tetapi karena perkembangan rasa egonya yang juga sedang memuncak, sering kali dorongan itu hilang hanya karena ia merasa dipojokkan. Misalnya karena dipaksa, dikritik, atau dihukum. Karena itu rangsanglah setiap minatnya dengan cara yang lebih positif.

3. Bagaimanapun hasil akhir “tugas” yang Anda berikan padanya, sebaiknya diterima dengan rasa suka cita dan bangga. Pujilah ia dan berilah ia hadiah. Ingat, hadiah tidak selalu harus berupa barang, melainkan berupa tepukan lembut di kepala, usapan sayang dan pelukan hangat, juga sangat berarti baginya.

4. Proses belajar bagi anak seusia ini haruslah berlangsung dalam suasana gembira dan selalu disesuaikan dengan umur dan kemampuannya. Sebab tujuan akhir dari segala aktivitas yang Anda berikan padanya adalah untuk membuat anak merasa bahagia.

5. Menjawab pertanyaan anak juga merupakan proses belajar yang intinya sama dengan merangsang kecerdasan anak. Sesibuk apapun Anda, ambil waktu untuk menjawab setiap keingintahuan anak. Kurang bijaksana kalau Anda menunggu sampai “jadwal” belajar yang Anda programkan tiba.Ingat!
Banyak kasus yang menunjukkan perkembangan anak baik fisik, kognitif maupun sosialnya terganggu karena buruknya hubungan emosi ibu dan anak. Itu sebabnya motto “Asih, asuh, asah”, harus tetap dipegang orang tua dalam mengupayakan tumbuh-kembang anak seoptimal mungkin.

Asih adalah kebutuhan emosi atau kasih sayang. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan rasa aman yang diwujudkan dalam kontak fisik dan psikis sedini mungkin.

Asuh adalah kebutuhan fisik biomedis yaitu kebutuhan anak akan pangan (gizi), perawatan kesehatan primer seperti imunisasi, papan, higienis dan sanitasi, sandang, kesegaran jasmani (olahraga) dan rekreasi.

Asah adalah kebutuhan akan stimulasi mental. Kebutuhan ini merupakan cikal bakal proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini sangat penting di usia batita ini.


1.10 Memahami Kemampuan Kognitif Si Kecil

Kecerdasan atau intelegensia anak itu meliputi kecerdasan kognitif, emosi dan sosial. Pada usia batita, perkembangan kecerdasan anak ini tampak mengalami lonjakan besar. Dari mahluk kecil yang lemah dan “keberadaannya” kurang menonjol, menjadi bagian dari keluarga yang justru nyaris menyedot hampir seluruh perhatian anggota keluarga lainnya.

Berbicara dan menguasai tata bahasa
Beberapa bulan setelah ulang tahunnya yang pertama, tiba-tiba Anda menyadari kalau “bayi” Anda kini sudah mampu berkomunikasi bahkan “berbicara” dengan anggota keluarga lainnya. Semakin hari semakin banyak pula perbendaharaan katanya. Maka menjelang usianya yang ke tiga, ia pun sudah mampu menyusun kalimat dan menjelma menjadi mahluk yang “ceriwis” sekali.

Baca-tulis-hitung
Awalnya ia tampak mulai hafal bentuk-bentuk geometris sebagai awal dari huruf, lalu mulai mengenal huruf-huruf dan senang sekali mencoret-coret. Menjelang usia dua tahun ia sudah mengenali angka dan gambar serta mulai menulis dan menggambar dengan lebih terarah. Pada usia tiga tahun, ia sudah mampu menggambar lingkaran dan membaca bahkan menulis nama panggilannya. Ia juga sudah bisa menunjukkan jarinya untuk menggambar berapa banyak usianya.


Logika
Ia pun kini mampu memahami perintah, bila gembira ia bersenandung atau bahkan bernyanyi, mampu memasukkan bentuk-bentuk geometrik ke lubangnya tanpa dibantu, menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya dan mulai memiliki kemampuan berinteraksi dengan anak lain.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

· Dalam berkomunikasi sudah pandai menggunakan intonasi. · Dapat lebih menahan emosinya bila diperintahkan. · Mampu berkonsentrasi penuh. · Sangat kreatif. · Sudah mulai mandiri untuk beberapa hal sederhana. Apa yang dapat dilakukan orang tua?
1. Bahasa:
Anda dapat membantu anak untuk menambah perbendaharaan kata, memperkenalkan hal-hal baru, membetulkan ucapan yang salah, menanggapi dan memuji usahanya. Anak akan senang bila ia mampu menguasai bahasa yang memungkinkan ia mengatakan isi hatinya.

Pada usia ini kemampuan anak untuk menyerap pengetahuan bahasa amat menakjubkan. Dan kalau anak mulai bisa menguasai bahasa dan bisa mengatakan maksudnya, maka ia akan lebih mudah dikendalikan.

Bagaimana caranya? Bercakap-cakaplah dengan wajar pada waktu-waktu Anda bersamanya. Misalnya saat mandi, sebutkan bagian-bagian tubuh yang masih belum diketahuinya. Saat berpakaian, sebutkan jenis pakaian yang sedang dikenakan. Ingat, Anda juga harus menahan diri untuk menyela bila ia tampak sedang berusaha mengatakan sesuatu.

2. Membaca:
Kesenangannya pada buku yang bertambah pesat dapat dijadikan ajang pengenalan huruf maupun angka. Lakukan kegiatan membacakan buku ini secara rutin, pengulangan buku tidak akan menimbulkan masalah karena ia juga dalam masa ingin melakukan pengamatan. Gunakan buku-buku cerita yang sesuai dengan usia anak. Bila mungkin ajaklah anak untuk meniru huruf ataupun angka, serta gambar yang dilihatnya dalam buku cerita tersebut.

3. Pengamatan:
Kebutuhan untuk pengamatan yang konstan dan terus menerus juga muncul di usia ini. Tampaknya si kecil sedang berupaya menarik kesimpulan mengenai dunia di sekitarnya. Anda jangan jengkel bila si kecil bolak-balik minta dibacakan buku cerita yang sama, bolak-balik membuka dan menutup botol minumnya atau mengeluarkan dan memasukkan kembali baju dari lemarinya.

4. Pengenalan Konsep:
Pengenalan konsep ini perlu untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bidang matematika. Bermain pura-pura adalah cara yang paling efektif. Bila mungkin siapkan sarana yang menunjang untuk permainan pura-pura ini. Misalnya mainan masak-masakan, dokter-dokteran, dsb.

5. Ilmu Pengetahuan:
Anda dapat memanfaatkan setiap pertanyaannya atau pun minatnya, untuk memperluas wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan. Beri ia jawaban dengan kata-kata yang sederhana tetapi jelas. Bila perlu, Anda dapat merangsang minatnya lebih jauh dengan mengajaknya bereksperimen. Yang penting Anda harus membantu anak agar lebih peka terhadap lingkungan untuk mencari hal-hal di balik suatu kejadian dan untuk menggunakan kelima panca inderanya dalam meneliti dunianya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.info-sehat.com/inside_level2

http://www.marchivelliz.co.cc/2010/02/anak-indonesia-anak-cerdas.

Sumber: Buklet Milna “Agar Si Kecil Tumbuh Sehat & Cerdas (Psikis)”